Minggu, 16 Januari 2011

IMPIAN SEORANG GADIS DESA(BAG;27) Oleh Pesona Hati Indah 10 Januari 2011 jam 0:29 ''Hidupbergelima

IMPIAN SEORANG GADIS DESA(BAG;27)
Oleh Pesona Hati Indah 10 Januari 2011 jam 0:29
''Hidupbergelimang harta namun tak ada kebahagiaan,,laksana burung didalam sangkar emas,,
itulah sekarang yang di alami Tia,
airmatapun rasanya sudah kering tak ada artinya,percuma engkau menangis Tia,inilah takdirmu,garis hidupmu,
kau telah memetik buah dariapa yang kau tanam,,mungkinseorang ibu takkan pernah membalas perbuatan anaknya,
tapi Tuhan maha adil,,ini teguran untukmu TIA,,(sigadis desa yang malang).
''TIA;aku mohon mas,janganceraikan aku,kasian anak kita,,
bagaimana dengan aku,keluargaku pasti kecewa melihatku seperti ini,,
aku mohon,,sambil bersujud dikaki suaminya Tia memohon,,
tapi smua itu percuma,tak sedikitpun Wawan menghiraukannya,,
ohhhhhhhh,,,,kasian Tia,,tapi itulah takdirmu,,
**********************************************************************************************
''surat dari pengadilanpun tiba,,Tia tak kuasa lagi menahan tangisnya,,
Ya ALLOH,, maafkan hambamu,,jangan biarkan rumah tanggaku hancur,,,Ucap Tia
Tapi nasi sudah menjadi bubur,Tia harus menghadapi semua itu,,sendiri,
''Tak ada satu orangpun yang tau betapa tia sangat menderita bathin,,Tiapun tak berani
bercerita dengan siapapun,menceritakan masalah rumah tangganya dengan orang lain sama saja membuka aib sendiri,,
''aku akan simpan rapat masalah rumah tanggaku,,ucap Tia dalam hati,,
Dan apapun yang terjadi aku akan mempertahankan rumah tanggaku,,
Tia memberanikan diri menemui Erna ke jawa,yang tak lain adalah sahabatnya sendiri,yang juga kekasih suaminya saat ini,
''BERAT rasa kaki ini melangkah ER,ucap Tia,,tapi aku beranikan diri demi anakku dan demi rumah tanggaku
aku memohon dengan sangat tinggalkan suamiku,kamu cantik kamu masih bisa mencari lelaki yang lebih segalanya
dari suamiku,
Laksana pengemis Tia memohon pada Erna,,,


sebuah cerita nyata dari temanku

BY;TIA
IMPIAN SEORANG GADIS DESA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar